Beranda
amd
cpu
intel
5 Faktor Peningkatan Pesat AMD: Analisis dan Data
Didik Supriyanto
September 23, 2024

5 Faktor Peningkatan Pesat AMD: Analisis dan Data

Selama 2-3 tahun terakhir, AMD berhasil meningkatkan performa prosesornya dengan sangat signifikan dan bahkan mampu menyaingi serta mengalahkan Intel dalam beberapa segmen pasar.

 

Gambar: amd-id.com

Ada beberapa faktor kunci yang berkontribusi pada peningkatan performa AMD, berikut adalah analisis mendalam tentang fenomena ini, didukung dengan data dan faktor teknis:

1. Arsitektur AMD "Zen" yang Revolusioner

Salah satu alasan utama mengapa AMD berhasil bangkit adalah pengenalan arsitektur Zen pada 2017, yang terus dikembangkan dalam beberapa generasi seperti Zen 2 (2019), Zen 3 (2020), dan Zen 4 (2022).

Arsitektur ini dirancang dengan fokus pada efisiensi, performa, dan skala yang lebih baik dibandingkan generasi sebelumnya.

  • Zen 2 (2019): Peningkatan performa besar-besaran terjadi dengan peluncuran Ryzen 3000 series berbasis Zen 2, yang menggunakan teknologi fabrikasi 7nm dari TSMC. Zen 2 memberikan peningkatan besar dalam IPC (Instructions Per Cycle) hingga 15% dibandingkan generasi sebelumnya, yang meningkatkan efisiensi daya dan performa multi-core.

  • Zen 3 (2020): Pada Zen 3, AMD membawa perubahan arsitektur yang lebih terfokus pada pengurangan latensi antar core dan meningkatkan IPC lebih lanjut hingga 19%. Seri Ryzen 5000 dengan Zen 3 ini membuat prosesor AMD sangat kompetitif dalam performa single-core, area di mana Intel sebelumnya mendominasi.

Dukungan teknologi fabrikasi 7nm pada Zen 2 dan Zen 3 membuat AMD mampu menghadirkan lebih banyak core dengan konsumsi daya yang lebih efisien dibandingkan prosesor Intel pada saat itu, yang masih mengandalkan teknologi 14nm.

2. Multi-Core yang Lebih Baik dan Efisien

Selama beberapa tahun terakhir, AMD unggul dalam menawarkan jumlah core dan thread yang lebih banyak dengan harga yang kompetitif, terutama untuk pasar desktop dan server. Sebagai contoh:

  • Ryzen 9 5950X yang diluncurkan pada 2020 memiliki 16 core dan 32 thread dengan konsumsi daya yang relatif rendah, sementara Intel kesulitan untuk menambah jumlah core pada prosesornya tanpa meningkatkan konsumsi daya yang signifikan.

Dalam segmen server, AMD EPYC dengan arsitektur Zen 2 dan Zen 3 memberikan peningkatan performa yang luar biasa dalam aplikasi data center. EPYC 7742 misalnya, dengan 64 core dan 128 thread, menjadi pilihan yang sangat menarik dibandingkan Intel Xeon yang pada saat itu masih bergantung pada core yang lebih sedikit.

3. Fabrikasi AMD yang Lebih Maju

Salah satu kelemahan utama Intel selama beberapa tahun terakhir adalah ketertinggalan dalam proses fabrikasi. Intel masih menggunakan teknologi 14nm yang sudah cukup lama digunakan sejak generasi Skylake (2015), dan baru memperkenalkan teknologi 10nm untuk prosesor generasi ke-11 dan ke-12.

Sebaliknya, AMD bermitra dengan TSMC untuk memanfaatkan fabrikasi 7nm pada Ryzen 3000 dan Ryzen 5000, yang memungkinkan peningkatan densitas transistor, efisiensi daya yang lebih baik, serta peningkatan performa.

4. Intel Terhambat Masalah Internal dan Keterlambatan Transisi

Intel menghadapi beberapa masalah internal terkait transisi ke node fabrikasi yang lebih kecil. Penundaan dalam produksi massal node 10nm memaksa Intel untuk terus menggunakan arsitektur 14nm yang tidak sekompetitif dalam hal efisiensi energi dan performa per watt.

Misalnya, Intel meluncurkan prosesor Rocket Lake (generasi ke-11) pada awal 2021 yang masih berbasis fabrikasi 14nm dan mengalami keterbatasan dalam hal efisiensi daya dan performa pada beban kerja multi-threading, terutama jika dibandingkan dengan Ryzen seri 5000 berbasis Zen 3.

5. Kombinasi Performa dan Harga yang Kompetitif

AMD terus memberikan harga yang sangat kompetitif untuk performa yang ditawarkan. Ryzen 3000 dan 5000 series memberikan price-to-performance yang sangat baik, terutama di segmen prosesor kelas menengah seperti Ryzen 5 dan Ryzen 7.

Sebagai contoh:

  • Ryzen 5 5600X, dengan 6 core dan 12 thread, menawarkan performa gaming dan produktivitas yang sangat baik dengan harga lebih rendah dibandingkan prosesor Intel sekelasnya pada saat peluncuran.

6. Peningkatan dalam Performa Gaming

Salah satu area di mana Intel sebelumnya mendominasi adalah performa single-core, yang sangat penting dalam gaming. Namun, dengan peluncuran Ryzen 5000 (Zen 3), AMD berhasil mempersempit kesenjangan ini dan bahkan mengungguli Intel dalam banyak game.

Sebagai contoh, Ryzen 9 5900X dan 5950X mampu mengungguli Intel Core i9-10900K dalam banyak skenario gaming, sebuah prestasi yang sulit dibayangkan beberapa tahun sebelumnya.

Gambar: techspot.com

Kesimpulan

Peningkatan performa AMD dalam beberapa tahun terakhir didorong oleh inovasi arsitektur Zen yang sukses, teknologi fabrikasi yang lebih maju, penawaran multi-core yang unggul, dan price-to-performance yang kompetitif.

Sementara itu, Intel mengalami masalah dengan transisi ke node fabrikasi yang lebih kecil dan menghadapi persaingan ketat dari AMD, yang berhasil memanfaatkan momentum ini untuk merebut pangsa pasar.

AMD telah membuktikan diri sebagai pesaing serius di industri prosesor dan mampu bersaing dalam berbagai segmen, mulai dari desktop, server, hingga laptop.

Penulis blog

Tidak ada komentar